Skip to main content

Yeremia 33: 1-9


Yeremia 33: 1-9

Syalom
Damai di hati

Saudara dan saya pastinya mengharapkan kedamaian dan ketenteraman dalam hidup, termasuk memasuki tahun 2019 ini. Kita mengharapkan banyak hal terjadi untuk kebahagiaan kita.

Tetapi apa mau dikata, walaupun sudah bekerja keras, sudah taat dan setia, kemudian terjadi hal yang malah memberatkan kita.
Kita hidup ditengah-tengah kenyataan tindakan kriminal, kekerasan, ketidakadilan, yang membuat kita sering menjadi tidak tenang dan goyah. Mulai bertanya apakah memang benar Tuhan sedang menuntun kita?

Hal ini lah yang dialami juga oleh nabi Yeremia.
Dipanggil diusianya yang masih muda. Dipanggil untuk menjadi penyambung lidah Allah, diutus ditengah-tengah bangsa yang tegar tengkuk yang susah untuk diyakinkan, apalagi dengan usianya yang masih muda yang menuai berbagai kritikan dan keraguan.
Selain diutus ditengah-tengah bangsa yang rumit kelakuannya, Yeremia juga diutus pada saat yang rumit. Saat dimana bangsa sekitar Israel berbondong-bondong mau menguasai. Saat dimana perang dimana-mana. Saat dimana ketenangan tidak ada. Sehingga saat Yeremia menyuarakan akan terjadinya kedamaian dan kesejahteraan, bangsa Israel lebih tidak percaya.

Kebimbingan dan kegentaran ini juga ternyata mempengaruhi Yeremia dalam semangat pemberitaan firman Tuhan.
Dalam kondisi peperangan, Yeremia yang masih dikurung dipelataran penjagaan (ayat 1), didatangi lagi oleh firman Tuhan.

Ada sedikit keunikan dalam firman Tuhan di ayat 2 dan 3 ini.
Yang pertama, di ayat 2, Tuhan seperti ingin menyatakan kembali keberadaanNya. Tuhan seperti mau menegaskan kembali bahwa Dia lah yang menjadikan bumi dan menegakkan bumi. Tuhan kembali menegaskan bahwa Dia telah ada sejak dahulu, Dia akan ada untuk selama-lamanya, dan Dia ada walaupun keadaan sekeliling tidak seperti keinginan kita. Tuhan tetap ada bersama kita.

Di ayat 3. Tuhan seperti menawarkan kepada Yeremia. Yang kemungkinan sudah menjadi lelah menunggu janji pelepasan Tuhan, sehingga sudah tidak lagi berseru kepada Tuhan. Tuhan mengatakan “berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui.”
Tuhan seperti mau berkata, mintalah maka akan Dia berikan.
Mungkin Yeremia sudah ditahap menyerah dengan keadaan, sudah lelah berseru dalam doa kepada Tuhan, tetapi keadaan tidak berubah, perang masing disekelilingnya, dia masih ditawan dalam penjagaan bangsa yang tidak mengenal Allah. Sang nabi sedang berada di titik jenuh.
Tetapi Tuhan menyatakan diriNya, bahwa Dia ada, Dia masih Tuhan, Dia masih berkuasa memulihkan, berseru terus jangan menyerah, karena Tuhan sedang menyediakan hal-hal besar yang kita semua tidak pahami dan tidak pernah kita ketahui sebelumnya (ayat 3).

Dalam hal ini, mau ditunjukkan bahwa pertolongan Tuhan datang, bukan disaat kita menginginkannya, tetapi tepat pada waktuNya Tuhan. Semuanya hanya inisiatif Tuhan. Bukan karena Yeremia, bukan karena raja israel dan yehuda, tetapi karena Tuhan saja maka pertolongan datang.

Pertolongan yang Tuhan rancangkan, dalam bentuk pemulihan, berupa
1.      Tuhan memulihkan kembali kesehatan. Tuhan memberikan kesembuhan (ayat 6). Kesehatan yang Tuhan janjikan merupakan sesuatu yang mahal. Jauh lebih mahal melebihi uang dan barang manapun.
2.      Kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah (ayat 6)
Tuhan tidak hanya menjanjikan kesehatan, tetapi juga hidup yang berkelimpahan dalam hal aman, tentran dan sejahtera.
2 hal pertama yang Tuhan pulihkan menyangkut pribadi, baik fisik maupun mental.
3.      Hal berikut yang Tuhan janjikan adalah, Allah meniadakan efek dosa yang begitu menjerat umat pada masa lampau (ayat 8).
Tuhan sendiri yang akan memulihkan hubungan antara manusia dan Allah.
Hubungan ini pulih, bukan karena manusia berbuat baik sehingga Allah iba, melainkan hanya karena inisiatif Allah saja.
Semua ini menjadi petunjuk kuat akan kepedulian dan kasih Allah yang tak pernah pudar atas umat-Nya.
Betapa pun jahat dan najisnya mereka karena pelanggaran dan dosa mereka, sehingga harus dihukum Allah dengan dahsyat, Allah tetap menginginkan pertobatan sehingga Ia bisa mengampuni dan memulihkan mereka.
Karena itu, jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk bertobat. Raihlah tangan-Nya yang diacungkan pada Anda, agar belas kasih dan pengampunan-Nya menjadi milik Anda.
Saat kita masih berdosa, Yesus sudah mati untuk menebusnya. Saat kita masih menjadi seteru-Nya, Dia telah mendamaikan kita dengan Bapa.

Hasil pemulihan ini di satu sisi menimbulkan sukacita dan sorak sorai umat Tuhan dalam bentuk ibadah syukur di rumah Tuhan (ayat 11), di sisi lain Allah dipermuliakan dan dihormati segala bangsa (ayat 9).

Kita pun yang hidup di jaman sekarang ini, apapun yang kita alami, apa yang sedang terjadi dalam kehidupan kita, susah, senang, kenyamanan, kecemasan, mari ingat selalu janji Tuhan dalam Yeremia 29:11
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

Kita semua dalam menapaki tahun 2019, seperti yang dikatakan Yesus dalam Markus 5:36 “jangan takut, percaya saja!”


Amin.

Comments

Popular posts from this blog

Matius 16: 21-28 “syarat mengikut Yesus”

“ syarat meng ikut Yesus ” Matius 16: 21-28 Syalom, damai di hati. Damai di hati, Syalom Bersyukur kepada Tuhan, kita bisa berada di Minggu Sengsara yang ke 4 Setelah 3 minggu kita dalam penghayatan bersama sengsara Yesus, masih ada pertanyaan yang tersu ditanyakan dan perlu di jawab oleh kita semua. “Apa atau bagaimana yang dimaksud menderita atau sengsara?” Menderita atau sengsara, apakah adalah sesuatu yang menyenangkan? Tentu kenyakan kita atau bahkan kita semua akan mengatakan, “Tidak” Lalu, “siapa disini yang suka menderita atau sengsara?” Siapa yang disini, secara sukarela mau menderita? Siapa yang saat nyaman, bahagia, tiba tiba, bilang, oh, lebih bagus menderita? Tentunya lumayan aneh, dan tidak masuk akal untuk didengar. Apalagi yang mengatakannya adalah seseorang yang sedang “naik daun”, mulai terkenal, mulai dipuja, bahkan mulai diakui, mengatakan mau meninggalkan semua itu, dan memilih mau menderita. Hal ini, tentu sangat mengguncang ...

YOEL 2 : 18 - 27 “Pertobatan mendatangkan berkat.”

YOEL 2: 18 – 27 “Pertobatan mendatangkan berkat.” Syalom. Damai di hati Jemaat yang dikasihi Tuhan, tentu kita semua tahu dan ingat jelas kisah Paulus. Rasul yang tulisannya dijadikan kitab, bahkan hampir setengah Perjanjian Baru adalah surat yang ditulis rasul Paulus. Tidak terhitung lagi tempat yang ia kunjungi dan orang yang dimenangkan dan percaya kepada Kristus, melalui penginjilan rasul Paulus. Tetapi tentu saja kita tidak lupa bagaimana sebelum namanya diubah menjadi Paulus, Saulus yang dahulu sebelum bertobat, adalah para pemburu dan pembunuh orang percaya. Saulus membinasakan, memasuki rumah demi rumah dan menyeret baik laki-laki maupun perempuan Kristen untuk dimasukkan ke penjara (Kisah Para Rasul 8:3). Bahkan Saulus sendiri mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan (Kisah Para Rasul 9:1). Jemaat yang dikasihi Tuhan, kisah Saulus berubah sepenuhnya menjadi Paulus, bukan hanya berubah nama tetapi juga segalanya terlebih tujuan hidupnya. Jemaat Tuhan Pe...