Skip to main content

Matius 16: 21-28 “syarat mengikut Yesus”



syarat mengikut Yesus
Matius 16: 21-28

Syalom, damai di hati. Damai di hati, Syalom

Bersyukur kepada Tuhan, kita bisa berada di Minggu Sengsara yang ke 4
Setelah 3 minggu kita dalam penghayatan bersama sengsara Yesus, masih ada pertanyaan yang tersu ditanyakan dan perlu di jawab oleh kita semua.
“Apa atau bagaimana yang dimaksud menderita atau sengsara?”
Menderita atau sengsara, apakah adalah sesuatu yang menyenangkan?
Tentu kenyakan kita atau bahkan kita semua akan mengatakan, “Tidak”
Lalu, “siapa disini yang suka menderita atau sengsara?”
Siapa yang disini, secara sukarela mau menderita?
Siapa yang saat nyaman, bahagia, tiba tiba, bilang, oh, lebih bagus menderita?
Tentunya lumayan aneh, dan tidak masuk akal untuk didengar.

Apalagi yang mengatakannya adalah seseorang yang sedang “naik daun”, mulai terkenal, mulai dipuja, bahkan mulai diakui, mengatakan mau meninggalkan semua itu, dan memilih mau menderita.
Hal ini, tentu sangat mengguncang murid-murid Nya terlebih Petrus. Padahal Petrus baru saja menyatakan dan murid yang lain, baru mengetahui Yesu adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Matius 16: 16).
Mesias yang selama ini dinantikan orang, untuk memberi kelepasan dan kemenangan, terus diharapkan datang sebagai raja yang berkuasa bahkan lebih dari Raja Daud, akan membawa Yerusalem atau Kerajaan Yehuda, atau orang orang Yahudi kepada kemuliaan dan kejayaan masa lalu.
Mesias yang dinantikan ini, justru setelah mengakui diri, malah mengatakan akan menderita hanya karena tua tua, imam imam kepala dan ahli ahli taurat (ayat 21)
Sungguh membuat murid murid menjadi bingung karena sulit memahami, sekaligus merasa takut, karena kalau Mesias, Guru yang mereka ikuti akan disiksa, maka mereka pun akan ikut ikutan disiksa dan menderita.
Karena itulah, Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Yesus (ayat 22).
Orang yang sama yang baru mengatakan bahwa Yesus adalah Mesia, ternyata orang yang pertama tidak setuju, kalau Yesus harus menderita.

Setelah mengetahui pandangan para murid tentang penderitaan yang Dia akan alami, disini Yesus menegaskan apa yang harus dilakukan sebagai Pengikut Nya, atau Syarat Mengikut Yesus. Seperti tema kita di minggu yang berjalan ini.

Ayat 24 berkata
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”

setiap orang” adalah kata ynag penting karena menegaskan semua orang, tidak terkecuali dipanggil atau diundang oleh Yesus sendiri untuk mengikuti Dia. Semua orang yang mau, dapat diterima oleh Yesus.

Kemudian “yang mau mengikuti Aku
Mengikut dalam Akitab bahasa Inggris diartikan “come after”/kam after atau mengejar.
Sama seperti orang yang sedang jatuh cinta, dan mau mengejar yang dia cintai, sampai mendapatkannya.
Seperti itu pula mengikuti Yesus, didasari dulu oleh rasa cinta yang mendalam, sampai kita mau untuk mengejar atau mengikut Yesus.

Tetapi ada syarat yang harus diikuti.
Pertama “ia harus menyangkal dirinya
Artinya menempatkan diri kita dibelakang Yesus dan menjadikan Dia sebagai dasar hidup.
Jadi sebagai pengikut Yesus, harus mampu untuk menentang diri sendiri dan segala apa yang ada di dalam diri kita, termasuk keinginan dan kemauan kita. Singkat kata, mulai berkata “tidak” pada diri sendiri, dan mulai berkata “ya” kepada Yesus. Berserah kepada kehendak Yesus saja.

Kedua “memikul salibnya
Salib adalah alat penyiksaan yang mematikan, justru jadi gambaran yang mewakili para pengikut Yesus.
Salib adalah simbol penghinaan, dimasa itu, bangsa Romawi yang sedang menjajah Yerusalem, menggunakan salib sebagai cara untuk menghukum mati penjahat.
Salib adalah simbol penderitaan, memikul salib dapat membawa rasa sakit dan penderitaan.
Ketika Yesus berkata “memikul salib”, menunjukkan kematian adalah pilihan yang kita ambil.
Memang kematian adalah kata yang dihindari dan tidak mau dibicarakan oleh sebagian orang, karena kematian dianggap adalah titik penghabisan.
Bagi pengikut Yesus, penghabisan terhadap segala apa yang masih tersisa dalam diri kita dan awal dari ketaatan dan pengendalian penuh oleh Yesus. Memikul salib dan mati terhadap diri kita sendiri terdengar menyiksa, tetapi ketika kita mematikan diri sendiri dan sepenuhnya menyerahkan diri kita kepadaNya, malah kita menemukan hidup yang sejati.
Dengan menyerahkan hidup kita kepada Yesus, kita justru memperoleh kehidupan yang diimpikan yaitu kehidupan di sorga kelak.

Dan syarat terakhir, “mengikut Aku
Pembacaan yang lalu dalam Lukas 9, memperlihatkan hal mengikut Yesus. Ada 3 hal.
1.      Mengikuti Yesus kemana pun.
Termasuk tempat yang mengancam kenyamanan dan keamanan kita.
“dimana tempat kita merasa paling sulit untuk mengikut Yesus”
Ditempat terpencil? Di tempat pedalaman? Di tempat yang orang Kristen hanya minoritas?
Atau tenyata, rumah sendiri? Tidak sedikit orang yang merasa, di rumah sendiri adalah tempat paling sulit untuk mengikut Yesus.
Kemanapun itu, Yesus ingin kita untuk mengikuti Dia.
2.      Mengikuti Yesus kapan pun.
Kapan saja mengikut Yesus? Mulai sekarang! Tidak menunda-nunda, jangan tunggu nanti, sekarang juga.
Karena mengikut Yesus itu berlangsung sepanjang waktu, tidak hanya ketika dilihat orang tetapi kapanpun juga. Tidak hanya ketika kita senang atau sedang kelimpahan, tetapi saat susah dan kekurangan sekalipun.
Kapanpun, Yesus ingin kita mengikuti Dia.
3.      Mengikuti Yesus apa pun
Mengikuti Yesus haruslah seutuhnya, tidak sebagian, tidak hanya setengah setengah, tidak sedikit atau banyak, tetapi seluruhnya.

Hati kita yang kita miliki harus dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh Tuhan Yesus saja, tidak ada kita lagi. Sebelum Yesus kuasai seutuhnya, haruslah dikosongkan terlebih dahulu. Sama seperti rumah yang sudah dijual dan dibeli oleh orang yang baru, barang-barang orang yang lama harus dikeluarkan dan rumah dikosongkan, agar orang yang baru dapat menempati dengan kepunyaannya dan sesuai dengan kehendak orang yang baru masuk itu.

Seperti itu pula kita ketika ingin hati kita dikuasai seutuhnya oleh Yesus. Yesus yang telah membeli kita dan hati kita, bukan dibayar dengan emas perak, bukan ditukar dengan barang fana, tetapi oleh darahNya oleh karena kasih, membayar kita dengan lunas. Karena telah lunas, maka telah menjadi milikNya Yesus, isi hati kita yang sebelumnya diisi dengan segala keinginan dan kemauan, tujuan dan harapan, cita-cita, pergumulan, kekuatiran, tentang hidup, keluarga, studi, pekerjaan, semuanya itu haruslah dikosongkan, sekosong-kosongnya, melepaskan semuanya, disinilah penderitaan itu mulai dirasakan, ketika kita menyangkal semua tentang diri kita dan mulai memikul salib dan mengikut Dia.

Kosongnya hati kita, untuk memberikan tempat agar Yesus masuk dan mulai mengisinya dengan semua kehendak dan kemauan Yesus, dengan demikian kita membiarkan Yesus yang berkuasa sepenuhnya atas hati kita dan bukan kita lagi.
Mari saat ini, janganlah kita mengeraskan hati dan mulailah membuka hati kita untuk dimasuki dan kuasai sepenuhnya oleh Yesus, agar bukan kehendak kita yang jadi tetapi kehendak Yesus, karena kita adalah pengikut Yesus.


Amin.

Comments

Popular posts from this blog

Yeremia 33: 1-9

Yeremia 33: 1-9 Syalom Damai di hati Saudara dan saya pastinya mengharapkan kedamaian dan ketenteraman dalam hidup, termasuk memasuki tahun 2019 ini. Kita mengharapkan banyak hal terjadi untuk kebahagiaan kita. Tetapi apa mau dikata, walaupun sudah bekerja keras, sudah taat dan setia, kemudian terjadi hal yang malah memberatkan kita. Kita hidup ditengah-tengah kenyataan tindakan kriminal, kekerasan, ketidakadilan, yang membuat kita sering menjadi tidak tenang dan goyah. Mulai bertanya apakah memang benar Tuhan sedang menuntun kita? Hal ini lah yang dialami juga oleh nabi Yeremia. Dipanggil diusianya yang masih muda. Dipanggil untuk menjadi penyambung lidah Allah, diutus ditengah-tengah bangsa yang tegar tengkuk yang susah untuk diyakinkan, apalagi dengan usianya yang masih muda yang menuai berbagai kritikan dan keraguan. Selain diutus ditengah-tengah bangsa yang rumit kelakuannya, Yeremia juga diutus pada saat yang rumit. Saat dimana bangsa sekitar Israel b...

YOEL 2 : 18 - 27 “Pertobatan mendatangkan berkat.”

YOEL 2: 18 – 27 “Pertobatan mendatangkan berkat.” Syalom. Damai di hati Jemaat yang dikasihi Tuhan, tentu kita semua tahu dan ingat jelas kisah Paulus. Rasul yang tulisannya dijadikan kitab, bahkan hampir setengah Perjanjian Baru adalah surat yang ditulis rasul Paulus. Tidak terhitung lagi tempat yang ia kunjungi dan orang yang dimenangkan dan percaya kepada Kristus, melalui penginjilan rasul Paulus. Tetapi tentu saja kita tidak lupa bagaimana sebelum namanya diubah menjadi Paulus, Saulus yang dahulu sebelum bertobat, adalah para pemburu dan pembunuh orang percaya. Saulus membinasakan, memasuki rumah demi rumah dan menyeret baik laki-laki maupun perempuan Kristen untuk dimasukkan ke penjara (Kisah Para Rasul 8:3). Bahkan Saulus sendiri mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan (Kisah Para Rasul 9:1). Jemaat yang dikasihi Tuhan, kisah Saulus berubah sepenuhnya menjadi Paulus, bukan hanya berubah nama tetapi juga segalanya terlebih tujuan hidupnya. Jemaat Tuhan Pe...